Powered By Blogger

Kamis, 13 Januari 2011

Biomedik_Darah

DARAH

Pengertian
Darah berasal dari bahasa Yunani yaitu haima, dari akar kata hemo atau hemato. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan- bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Komposisi Darah
Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Pada orang dewasa yang sehat terdapat 4 – 5 L darah dalam tubuhnya.

Plasma Darah, terdiri dari :
1. Albumin
2. Bahan pembeku darah
3. Immunoglobin (antibodi)
4. Hormon
5. Berbagai protein dan garam
Susunan serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Korpuskula darah terdiri dari:
 Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
 Sel-sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang. Pertama kali di bentuk, sel darah merah mempunyai inti sel seperti sel-sel yang lain, namun dalam perkembanganya pada sumsum tulang, sel terisi oleh hemoglobin dan inti sel menyusut, kemudian lenyap. Akibatnya, sel darah merah dewasa tidak mempunyai inti sel. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Sel-sel darah merah dapat hidup sampai 120 hari.
Bentuk eritrosit adalah bulat atau bikonkaf (bagian tepi lebih tebal dari bagian tengah), tanpa inti, diameter 7,5 mikron, luas 120 mikron2, volume 85 mikron3. Memiliki membran sel yang terdiri dari:
protein 65%, lipid (lemak)
32 % dan karbohidrat 3 %.
Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah eritrosit untuk pria dan wanita:
 Jumlah untuk pria 5,0-5,5 Juta/dL
 Jumlah untuk wanita 4,5 -5,0 Juta/dL

Hemoglobin
Pengikatan zat besi juga berlangsung di dalam darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yaitu suatu figmen merah yang mngandung zat besi. Ketika darah melewati paru-paru, oksigen terikat pada zat besi pada hemoglobin sel darah merah. Kemudian sel darah merah bergerak ke jaringan lain, tempat hemoglobin melepaskan oksigen dan selanjutnya oksigen berdifusi ke dalam sel. Sel-sel tubuh menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi dari sari-sari makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein.
Karbohidrat sebagai hasil samping dari proses tersebut berdifusi ke dalam darah. Sel-sel darah merah dan plasma membawa karbondioksida, menuju jantung kemudian di pompa ke paru-paru. Di dalam paru-paru, karbondioksida dari darah berdifusi ke alveoli, kemudian dihembuskan ke luar tubuh melalui udara pernapasan. Memiliki satuan yaitu % Hb atau g/dL.Secara genetis Hb mempunyai 146 pasangan basa .Hb normal memiliki nomer 6 glutamin (glu) .Sedangkan Hb yang tidak normal memiliki nomer 6 valine (val).Hb pada pria 15,4 g/dL sedangkan Hb wanita 13,8 g/dL.
 Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%).
Keping-keping darah berbentuk tipis, kecil dan bentuknya tidak teratur. Keping-keping darah hanya mampu hidup antara 5 samapai 9 hari saja. Walaupun masa hidup yang teramat pendek, keping-keping darah penting bagi tubuh, yaitu berperan dalam proses penutupan luka dan pemulihannya, sehingga tubuh bebas dari penyakit.
Keping darah atau trombosit, yang merupakan unsur berukuran paling kecil penyusun sumsum tulang, sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Protein bernama faktor Von Willebrand terus-menerus mengalir ke seluruh penjuru aliran darah. Protein ini bertugas memastikan bahwa tidak ada luka yang terlewatkan oleh trombosit. Trombosit yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat yang dapat mengumpulkan trombosit-trombosit lain di tempat tersebut. Sel-sel trombosit ini kemudian memperkuat luka yang terbuka tersebut. Trombosit lalu mati setelah melakukan tugas menemukan tempat luka.

Trombin adalah protein lain yang membantu pembekuan darah. Zat ini dihasilkan hanya di tempat yang terluka, dan dalam jumlah yang tidak boleh lebih atau kurang dari keperluan. Selain itu, produksi trombin harus dimulai dan berakhir tepat pada saat yang diperlukan. Dalam tubuh terdapat lebih dari dua puluh zat kimia yang disebut enzim yang berperan dalam pembentukan trombin. Enzim ini dapat merangsang ataupun bekerja sebaliknya, yakni menghambat pembentukan trombin. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang cukup ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar terjadi luka pada jaringan tubuh. Setelah enzim-enzim pembantu proses pembekuan darah tersebut mencapai jumlah yang cukup, kumpulan protein yang disebut fibrinogen terbentuk. Dalam waktu singkat, terbentuklah benang-benang yang saling bertautan, saling beranyaman dan membentuk jaring pada tempat keluarnya darah. Sementara itu, trombosit atau keping-keping darah yang sedang berpatroli tanpa henti, terperangkap dalam jaring dan mengumpul di tempat yang sama yang akan menyebabkan darah menggumpal. Ketika luka telah sembuh sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang.

Mekanisme penutupan luka ::
Ketika luka pada tubuh mulai mengeluarkan darah, sebuah enzime yang disebut tromboplastin yang dihasilkan sel-sel jaringan yang terluka bereaksi dengan kalsium dan protrombin di dalam darah. Akibat reaksi kimia, jalinan benang-benang yang dihasilkan membentuk lapisan pelindung, yang kemudian mengeras. Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati, dan mengalami penandukan sehingga membentuk keropeng.
Di bawah keropeng ini, atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang dibentuk. Ketika sel-sel yang rusak telah selesai diperbaharui, keropeng tersebut akan mengelupas dan jatuh.
Sistem yang memungkinkan pembentukan darah beku, yang mampu menentukan sejauh mana proses pembekuan harus terjadi, dan yang dapat memperkuat serta melarutkan gumpalan darah beku yang telah terbentuk.
Selembar jaringan otot khusus membungkus pembuluh darah. Ketika otot mengerut, pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah. Gambar di sebelah kanan adalah penampang pembuluh yang menyempit. Inilah sebabnya bagian dalamnya bergelombang (kiri). Di sekeliling pembuluh darah, terdapat sejumlah urat otot (merah) dan saraf (biru).
Selain mengatasi luka yang dapat terlihat, pembekuan darah juga sangat diperlukan untuk memulihkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler dalam tubuh yang terjadi setiap saat. Meski tidak terlihat, terdapat pendarahan kecil di dalam tubuh secara terus-menerus. Pendarahan yang kemudian terjadi segera diatasi oleh sistem pembekuan darah, dan pembuluh kapiler dibentuk kembali seperti sedia kala. Jika benturan lebih keras terjadi, maka akan terjadi pendarahan yang lebih parah dalam tubuh dan menimbulkan luka memar yang umumnya disebut turning purple atau berubah menjadi ungu. Seseorang yang sistem pembekuan darahnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada penderita hemofilia, harus menghindari benturan sekecil apa pun. Penderita dengan hemofilia sangat parah tidak mampu hidup lama. Sebab, pendarahan kecil saja, misalnya akibat terpeleset dan jatuh, sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya.
 Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit memiliki jumlah 5000 – 10000 sel/dL.Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Ciri-ciri sel darah putih :
• Amoeboid, yaitu dapat merubah bentuk
• Fagositosit ,yaitu dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya
• diapedesis ,yaitu dapat keluar masuk jaringan dan pembuluh darah

Trombosit
Trombosit, atau trombosit (dari θρόμβος Yunani - «bekuan» dan κύτος - «sel»), yang besar, berbentuk jelas fragmen-sel secara teratur (sel yaitu yang tidak memiliki inti yang mengandung DNA), 2-3 pM diameter, yang berasal dari fragmentasi prekursor megakaryocytes . yang umur rata-rata trombosit yang biasanya hanya 5 sampai 9 hari. Platelet memainkan peranan penting dalam hemostasis dan merupakan sumber alami faktor pertumbuhan . Mereka beredar di darah dari mamalia dan terlibat dalam hemostasis , yang menyebabkan pembentukan bekuan darah . Trombosit normal pada individu yang sehat adalah antara 150.000 dan 450.000 per ßl (mikroliter) darah (150-450 x 10 9 / L )
Jika jumlah trombosit terlalu rendah, berlebihan perdarahan dapat terjadi. Namun, jika jumlah trombosit terlalu tinggi, gumpalan darah dapat terbentuk ( trombosis ), yang dapat menghambat pembuluh darah dan mengakibatkan peristiwa seperti stroke , infark miokard , emboli paru atau penyumbatan pembuluh darah ke bagian lain dari tubuh , seperti ekstremitas dari lengan atau kaki adalah. Sebuah kelainan atau penyakit dari trombosit disebut thrombocytopathy, yang dapat berupa rendahnya jumlah platelet ( trombositopenia ), penurunan fungsi platelet ( thrombasthenia ), atau peningkatan jumlah platelet ( trombositosis ).
Ada gangguan yang mengurangi jumlah trombosit, seperti heparin-trombositopenia yang diinduksi (HIT) atau purpura thrombocytopenic trombotik (TTP) yang biasanya menyebabkan trombosis atau pembekuan, bukan pendarahan.


Hemostatis
Hemostasis atau hemostasis (dari bahasa Yunani Kuno : haimóstasis αἱμόστασις " obat penahan darah (obat) ") adalah proses kompleks yang menyebabkan proses pendarahan untuk berhenti. Hal ini mengacu pada proses menjaga darah dalam pembuluh darah yang rusak (kebalikan dari hemostasis adalah perdarahan ). Sebagian besar waktu ini termasuk perubahan darah dari cairan ke keadaan padat. Pembuluh darah utuh adalah pusat untuk kecenderungan darah untuk menggumpal moderator. Para endotel sel kapal utuh mencegah pembekuan darah dengan sekresi seperti molekul heparin dan thrombomodulin dan mencegah agregasi platelet oleh sekresi nitric oksida dan prostasiklin . Bila terjadi cedera endotel, sel endotel menghentikan sekresi dan agregasi inhibitor koagulasi dan bukannya mengeluarkan faktor von Willebrand dan jaringan tromboplastin yang memulai pemeliharaan hemostasis setelah cedera. Hemostasis memiliki tiga langkah utama: 1) vasokonstriksi, 2) penyumbatan sementara istirahat dengan plug trombosit, dan 3) pembekuan darah, atau pembentukan gumpalan yang menutup lubang tersebut sampai jaringan diperbaiki.
Fungsi Darah
Ada beberapa fungsi darah ,yaitu:
Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh(7.0-7.2) .Mengentalkan darah karena mempunyai plasma protein (albumin, fibrinogen, globulin)

Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).

Golongan darah
Sebuah jenis darah (juga disebut golongan darah) adalah klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya warisan antigen zat pada permukaan sel darah merah (sel darah merah). Antigen ini berupa protein , karbohidrat , glikoprotein , atau glycolipids , tergantung pada sistem kelompok darah. Beberapa antigen juga hadir di permukaan jenis lain dari sel-sel berbagai jaringan . Beberapa dari antigen sel darah merah permukaan yang berasal dari satu allele (atau sangat berhubungan erat gen ), bersama membentuk suatu sistem golongan darah. Darah jenis tersebut diwariskan dan merupakan kontribusi dari kedua orang tuanya. Sebanyak 30 sistem golongan darah manusia sekarang diakui oleh Masyarakat Internasional Transfusi Darah (ISBT).

ABO kelompok sistem darah
Sistem ABO adalah kelompok sistem yang penting darah-paling-transfusi darah manusia. Terkait anti-A antibodi dan antibodi anti-B biasanya Immunoglobulin M , disingkat IgM , antibodi. ABO antibodi IgM dihasilkan pada tahun-tahun pertama kehidupan oleh sensitisasi terhadap zat lingkungan seperti makanan, bakteri , dan virus . O dalam ABO sering disebut 0 (nol, atau null) dalam bahasa lain.

Sistem Rh
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.

kompatibilitas sel darah merah
• Golongan darah AB individu memiliki kedua antigen A dan B pada permukaan sel darah merah mereka, dan mereka serum darah tidak mengandung antibodi terhadap antigen A atau B. Oleh karena itu, seorang individu dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari kelompok manapun (dengan AB yang lebih baik), tetapi dapat menyumbangkan darah hanya untuk individu lain jenis AB.
• Golongan darah A individu memiliki antigen A pada permukaan sel darah merah mereka, dan serum darah yang mengandung IgM antibodi terhadap antigen B. Oleh karena itu, kelompok individu A dapat menerima darah hanya dari individu-individu dari kelompok A atau O (dengan A menjadi lebih baik), dan dapat menyumbangkan darah ke orang dengan tipe A atau AB.
• Golongan darah B individu memiliki antigen B pada permukaan sel darah merah mereka, dan serum darah yang mengandung antibodi IgM terhadap antigen A. Oleh karena itu, individu kelompok B dapat menerima darah hanya dari individu-individu dari kelompok B atau O (dengan B yang lebih baik), dan dapat menyumbangkan darah ke orang dengan tipe B atau AB.
• Golongan darah O (atau golongan darah nol di beberapa negara) individu tidak memiliki salah satu atau B antigen A pada permukaan sel darah merah mereka, tetapi serum darah mereka mengandung IgM anti-A-B antibodi dan antibodi anti terhadap golongan darah A dan B antigen. Oleh karena itu, kelompok individu O dapat menerima darah hanya dari individu kelompok O, tetapi dapat menyumbangkan darah kepada individu-individu dari golongan darah ABO (yaitu A, B, O atau AB). Jika ada yang membutuhkan transfusi darah dalam keadaan darurat yang sangat mengerikan, dan jika waktu yang dibutuhkan untuk memproses darah penerima akan menyebabkan penundaan merugikan, darah O negatif dapat dikeluarkan.
Kompatibilitas Plasma
Plasma kompatibilitas bagan
Selain sumbangan untuk golongan darah yang sama; plasma dari jenis AB dapat diberikan ke A, B dan O; plasma dari tipe A dan B dapat diberikan kepada O.
Penerima bisa menerima plasma golongan darah yang sama, namun jika tidak-penerima kompatibilitas donor untuk plasma darah adalah kebalikan dari sel darah merah: plasma diekstraksi dari darah tipe AB bisa ditransfusikan kepada individu-individu dari golongan darah, individu-individu dari golongan darah O dapat menerima plasma dari kelompok darah, dan plasma tipe O hanya dapat digunakan oleh penerima tipe O.

D antibodi Rh jarang terjadi, sehingga umumnya tidak darah positif maupun negatif D D mengandung antibodi anti-D. Jika donor potensial yang ditemukan memiliki antibodi anti-D atau darah yang kuat antibodi kelompok atipikal oleh skrining antibodi di bank darah, mereka tidak akan diterima sebagai donor (atau di beberapa bank darah darah akan tertarik tetapi produk tersebut akan harus sesuai label), karena itu, donor darah plasma yang dikeluarkan oleh bank darah dapat dipilih untuk bebas dari antibodi D dan bebas dari antibodi atipikal lainnya, dan donor plasma dikeluarkan dari sebuah bank darah akan cocok untuk penerima yang mungkin menjadi D positif atau negatif D, selama sebagai plasma darah dan penerima yang kompatibel ABO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar